Senin, 19 Desember 2011

Renovasi gardu hansip

Sudah lama gardu hansip ini berdiri, umurnya sama dengan umur  perumahan taman kenari jagorawi ini, keberadaannya tidak terawat.
Namun kepengurusan baru RT 02/13, bertekat untuk memperbaiki pos/ gardu ini,tujuannya agar pos ini dapat dijadikan tempat ngumpul para warga yang suka nongkrong, sehingga silaturahmi terjaga. Selain itu, lingkungan sekitar pos juga akan semakin ramai dan hidup.
Begitulah dengan semangat kebersamaan, bapak bapak warga blok 3, bergotong royong membangun dan memperbaiki pos yang sudah lama terbengkalai ini.
Dipimpin pak Tata taryana selaku ketua RT baru, pembangunan ini dimulai.
Ibu ibu tidak kalah sibuknya untuk menyiapkan makanan serta minuman, walaupun tanpa diminta, mereka dengan suka rela mengirimkan makanan dan minuman. Terima kasih ibu ibu..
Menjelang tengah hari, sambil menunggu cor coran mengering, sebagai fondasi tiang, Proyek berikutnya adalah membongkar jembatan yang menghubungkan antara  RT 02/13 dengan rt 05/13, karena jembatan di sebelahnya milik rt pak Maryadi sudah ada, sehingga dengan tujuan untuk membatasi akses jalan dan keamanan lebih bisa terkontrol dengan baik.  
























Senin, 24 Oktober 2011

Pemilihan RT 02/13 Perumahan Taman Kenari jagorawi

Dengan berakhirnya kepengurusan RT 02/13, yang di jabat oleh Bpk A. Bachtiar, maka warga Rt 02/13, lalu mengadakan pemilihan RT, yang dikoordinir oleh Bpk Wahyudin selaku ketua pemilihan RT.
Proses pemilihan yang dilakukan door to door, ke setiap pintu rumah warga, namun tetap berlaku azas bebas dan rahasia, maka telah terpilih ketua RT baru yaitu bapak Tata taryana, yang mendapat suara terbanyak, mengungguli suara balon lain yaitu bpk. Supriyadi dan Bpk. Yusep. E.
Semoga dengan kepengurusan baru ini, warga RT 02/13, taman kenari jagorawi, semakin rukun, kompak dan maju. Selamat kepada bapak Tata. 

Rabu, 22 Juni 2011

SETENGAH HARI KERJA, SAMPAI JAM SEBELAS..?

Judul diatas, memang sebuah pertanyaan bagi saya yang terbiasa dengan aturan yang mainstream berlaku di dunia kerja swasta.
saya ingin berbagi pengalaman saya berhubungan dengan instansi pemerintah, dalam hal ini kepolisian.
Dikarenakan proses pendaftaran dan mutasi kendaraan saya di kabupaten Bogor, sudah selesai, tibalah saya menuju kebagian pengesahan BPKB, (no baru kendaraan sudah didapat).
Tetapi sesampainya di loket yang bertepatan dengan tanda waktu menunjukan jam 11.20, petugas yang jaga diloket, menyatakan sudah tutup sejak jam 11.00. Diapun berdalih memang jam kerjanya adalah sampai jam 11.00 WIB, ketika saya kejar dengan pertanyaan, apakah hal tersebut berlaku secara resmi, dia mengatakan, bahwa aturan ini sudah berlaku lama, bahkan petugas bank yang melayani pembayaran sudah pulang.
Timbul pertanyaan, kalau setengah harinya jam kerja berakhir jam 11.00 WIB, berarti mulai jam kerjanya lebih awal 1 jam, apakah seperti itu, sepertinya perlu dikonfirmasi lagi.

Jumat, 17 Juni 2011







Selasa, 31 Mei 2011

Berbagi pengalaman cabut berkas BPKB (bagian satu)

 Saya hanya ingin sedikit berbagi pengalaman saya, berhubungan dengan "publik service" di Indonesia, yaitu Polda metro jaya.
Dengan alasan tidak mau memperpanjang KTP DKI, dan hendak pindah ke Kabupaten Bogor, maka satu satunya cara supaya kendaraan saya tercatat di arsip negara, adalah memindahkan " domisili" kendaraan saya tersebut.
Awalnya sempat bingung juga, karena selama ini, kalo bayar pajak dan perpanjang STNK, saya selalu menggunakan biro jasa.
Tapi setelah browsing - browsing ternyata cukup mahal juga, Rp 650.000, bro...khan lumayan mahal, masak cuman cabut berkas aja sampai segitu.
Akhirnya dengan Bismilah, saya "nekat" datang ke Polda, tentu saja dengan menyerahkan dokumen STNK dan BPKB kendaraan kita, ternyata urutan urutannya adalah sebagai berikut :
1. Check Fisik, kendaraan kita akan di "esek-esek ", / he..he.. kayak mesum aja.., nomor rangka dan nomor mesinnya, disini kita diharapkan memberi tip kepada petugasnya antara Rp 5000- Rp 10.000, walaupun tidak tertulis tarif resmi.
2. Hasil "esek- esek " tadi kita bawa dan serahkan ke loket yang letaknya tidak jauh dari lokasi check fisik. setelah menunggu kurang lebih setengah jam, proses dokumen check fisik selesai, kita akan dipanggil, dengan diminta menyerahkan uang Rp 30.000. (jangan lupa pindahkan kendaraan kita dari lokasi esek esek tersebut, maklum tempatnya gak bitu luas sementara yang mau check fisik, biasanya harus mengantri)
3. Setelah check fisik selesai, kita diminta ke gedung samsat, untuk menyerahkan dokumen- dokumen tadi, jangan lupa dokumen dokumen dari hasil check fisik, STNK, dan BPKB, kita photocopy dulu. Setelah menyerahkan ke petugasnya, kita akan diberikan tanda terima berkas, dengan menyerahkan uang Rp 200.000. (note: tanda terimanya tidak ada tulisan nominal Rp.200.000.)
4. Proses pertama selesai, dan kita akan diminta datang lagi sebulan kemudian.
5. Setelah satu bulan, sambil membawa tanda terima, (point 3), kita serahkan kebagian pengambilan berkas.
6. Setelah menerima berkas, kita diharuskan bayar fiskal, besarnya tergantung kendaraan kita, (pindah gedung lagi),
7. setelah membayar fiskal, kita diminta ke bagian arsip, untuk menyerahkan berkas berkas tadi., ( disini saya dimintai uang , sambil petugasnya, berbisik" sepuluh ribu aja",
8. proses cabut berkas selesai, tinggal mendaftarkan di tujuan / kota untuk mutasi

Cukup murah, dibandingkan apabila kita ke birojasa, atau calo, tapi kalo ada waktu, kenapa kita nggak ngurus sendiri..yah.. itu tinggal pilihan kita masing masing.., semoga bermanfaat.

Rabu, 23 Maret 2011

Pagar sebagai kontrol keamanan


Proyek pertama sejak disahkannya kepengurusan baru di RT 02/13, adalah pembuatan pagar/ gerbang yang rencananya akan ditempatkan di gang depan rumah Pak Siregar.
Sebagai alat kontrol keamanan, maka pembatasan akses masuk lingkungan memang mutlak harus dilakukan,
Maka dari hasil rapat diputuskan bahwa pintu akses yang selama ini bebas dilalui, maka mulai bulan ini, akan dibatasi. Sama halnya dengan pintu gerbang yang berbatasan dengan kampung kebon kopi, dimana pintu gerbang dibuka pada jam 4.30- 5.00 WIB, dan ditutup jam 12.00 WIB, demikian pula pintu gang yang berada di depan rumah pak Siregar, akan diberlakukan hal yang sama.
Oleh karena itu, warga RT 02/13, bergotong royong membuat pintu dari besi, yang dikerjakan oleh Bpk Andri besrta warga yang lain, menyelesaikan pembuatan pagar yang dilakukan di workshop bapak Andri didaerah Gunung putri.
Walaupun dengan keterbatasan dana, namun semangat kebersamaan yang besar, maka pagar inipun jadi dan siap dipasang.

Rabu, 16 Maret 2011

Susunan pengurus RT 02/13 Blok 3 Taman kenari jagorawi

setelah disahkannya pemekaran di rt 02/13 maka telah diadakan rapat pengurus Rt 02 /13, yang dihadiri oleh para pengurus lama yang notabene adalah warga yang terkena pemekaran diantaranya Bpk Yanto selaku koordinator keamanan, Bpk Agustinus selaku sekretaris, dan bpk. Syaiful amri selaku bendahara.sekaligus serah terima ke pengurus baru.
Adapun para pengurus baru yang berhasil disusun adalah sebagai berikut :
Ketua Rt : A. Bachtiar
Sekretaris 1 : Hendri purwanto.
sekretaris 2  : Karsono
Bendahara    : Agus muslim
Koordinator keamanan : Andrianto
Koordinator lingkungan 1 : Salim
koordinator lingkungan 2  : Edi mulya

Anggota keamanan  : Nein
                               : Sujai
Semoga dengan kepengurusan yang baru ini akan tercipta lingkungan yang aman, tentram, serta kondusif bagi warga perumahan taman kenari serta warga Rt 02/13 pada khususnya. 
Tidak lupa kami sampaikan rasa penghargaan kami kepada para pengurus lama yang telah mengabdikan waktu pikiran dan tenaganya demi melayani masyarakat tanpa pamrih, Rasa penghargaan ini kami sampaikan kepada bpk Yanto, Bpk Agustinus, bpk. Syaiful amri, yang walaupun disibukan dengan segala aktifitasnya dikantor dan tempat kerja masing masing, masih sempat membantu demi kelancaran kepengurusan ini.Semoga amal bapak bapak sekalian dapat imbalan dari Allah swt. Amin.

Selasa, 25 Januari 2011

Pengolahan sampah perumahan mandiri




Sampah rumah tangga dalam lingkungan perumahan, sering kali menjadi bibit masalah dalam kehidupan sehari hari.
Bayangkan saja seandainya dalam satu bulan, petugas pengambil sampah tidak bekerja mengambil sampah yang kita tinggalkan di depan rumah kita, pasti akan timbul bau yang tidak sedap, yang dampaknya bukan saja kenyamanan kita sebagai warga terganggu, tetapi juga bisa menjadi sumber penyakit, atau bahkan menjadi sebab ketidak harmonisan bertetangga dalam satu lingkungan.
Sebenarnya kalau kita tahu caranya, sampah dapat kita kelola sendiri, asalkan dengan beberapa syarat :
1. adanya komitment bersama antar warga perumahan untuk memisahkan antara sampah basah dan sampah kering, ( sampah basah adalah sampah yang berasal dari sisa sisa bahan makanan, atau yang berasal dari tanaman atau mahluk hidup, sedangkan sampah kering, bisa berupa plastik, polybag, bekas bungkus mie instan,stereoform dll)
2. Adanya pengelola yang akan mengolah sampah rumah tangga tersebut, dan memprosesnya.


Pada tanggal 23 Januari 2011, pengurus RT 02 /13 dan beberapa warga melakukan kunjungan studi ke Perumahan Bukit waringin di Bojong gede, Bogor. Kunjungan ini bermaksud untuk belajar dan melihat langsung cara pengolahan sampah mandiri yang dilakukan oleh warga perumahan bukit waringin.
Dari hasil kunjungan ini dapat disimpulkan bahwa pengolahan sampah rumah tangga dapat dilakukan secara mandiri, baik secara perorangan, maupun secara kolektif, namun akan lebih baik bila dilakukan secara kolektif karena akan lebih praktis dan dalam volume yang lebih besar.
Selain daripada itu dari hasil pengolahan sampah rumah tangga ini akan dihasilkan produk Kompos yang berkualitas tinggi yang berasal dari sampah basah, serta sisa sampah kering yang dapat kita proses lebih lanjut, menjadi produk kerajinan atau bisa langsung dijual. 


Cara cara pengolahan sampah rumah tangga


Setelah proses pemisahan antara sampah basah dan sampah kering yang dimulai dari masing masing rumah warga, proses selanjutnya adalah mengumpulkan kedua jenis sampah tersebut di suatu tempat, dapat berupa Fasum/Fasos yang biasanya tersedia disetiap perumahan, kemudian dapat dilakukan tahap tahap sebagai berikut :
1. Sampah kering dipisahkan berdasarkan jenisnya, plastik, logam, kaca, dikelompokan dalam satu jenis yang sama.
2. Sampah basah yang sudah dipisah oleh warga sebelum proses pembusukan harus dilakukan pencacahan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar material sampah bisa lebih kecil dan bisa membusuk lebih cepat.
3. Sampah basah yang sudah dicacah dimasukan kedalam tong yang telah di lubangi di sekelilingnya, sebagai jalan masuknya oksigen (O2), ingat pelajaran biologi, setiap proses pembusukan selalu membutuhkan dua unsur, oksigen dan bakteri pengurai. Dan jangan lupa, lubang udara yang dibuat, harus di pasang kawat kasa, dengan maksud mencegah lalat masuk melalui lubang tersebut.
4. Tong yang sudah dilubangi dan berisi sampah basah kita masukan kedalam lubang tanah, yang sekelilingnya kita pasang ijuk, supaya air Rindit ( air rembesan dari sampah basah, air ini juga dapat sebagai aktifator untuk proses pembusukan) tidak langsung merembes kedalam tanah.
5. setelah kurang lebih selama 3 minggu, sampah dalam tong dapat dikeluarkan untuk dilakukan pengeringan/ diangin anginkan.
6. Sampah yang telah kering, sudah menjadi kompos bermutu tinggi, namun sebelum di lakukan packing, sampah kering tersebut harus dilakukan pengayakan agar yang masih berbentuk besar dapat kita pisahkan.
7. Setelah proses pengayakan, akan kita dapatkan hasil ayakan yang lebih kecil, inilah yang akan kita Packing.
8. proses packing, dan kompos kualitas tinggi siap untuk dipakai maupun dipasarkan
9. Material kompos yang lebih besar dapat digunakan untuk pakan ikan, yang bermutu tinggi, atau dapat kita giling, sehingga menjadi kecil kecil, siap untuk dipacking seperti point 7.