Selasa, 25 Januari 2011

Pengolahan sampah perumahan mandiri




Sampah rumah tangga dalam lingkungan perumahan, sering kali menjadi bibit masalah dalam kehidupan sehari hari.
Bayangkan saja seandainya dalam satu bulan, petugas pengambil sampah tidak bekerja mengambil sampah yang kita tinggalkan di depan rumah kita, pasti akan timbul bau yang tidak sedap, yang dampaknya bukan saja kenyamanan kita sebagai warga terganggu, tetapi juga bisa menjadi sumber penyakit, atau bahkan menjadi sebab ketidak harmonisan bertetangga dalam satu lingkungan.
Sebenarnya kalau kita tahu caranya, sampah dapat kita kelola sendiri, asalkan dengan beberapa syarat :
1. adanya komitment bersama antar warga perumahan untuk memisahkan antara sampah basah dan sampah kering, ( sampah basah adalah sampah yang berasal dari sisa sisa bahan makanan, atau yang berasal dari tanaman atau mahluk hidup, sedangkan sampah kering, bisa berupa plastik, polybag, bekas bungkus mie instan,stereoform dll)
2. Adanya pengelola yang akan mengolah sampah rumah tangga tersebut, dan memprosesnya.


Pada tanggal 23 Januari 2011, pengurus RT 02 /13 dan beberapa warga melakukan kunjungan studi ke Perumahan Bukit waringin di Bojong gede, Bogor. Kunjungan ini bermaksud untuk belajar dan melihat langsung cara pengolahan sampah mandiri yang dilakukan oleh warga perumahan bukit waringin.
Dari hasil kunjungan ini dapat disimpulkan bahwa pengolahan sampah rumah tangga dapat dilakukan secara mandiri, baik secara perorangan, maupun secara kolektif, namun akan lebih baik bila dilakukan secara kolektif karena akan lebih praktis dan dalam volume yang lebih besar.
Selain daripada itu dari hasil pengolahan sampah rumah tangga ini akan dihasilkan produk Kompos yang berkualitas tinggi yang berasal dari sampah basah, serta sisa sampah kering yang dapat kita proses lebih lanjut, menjadi produk kerajinan atau bisa langsung dijual. 


Cara cara pengolahan sampah rumah tangga


Setelah proses pemisahan antara sampah basah dan sampah kering yang dimulai dari masing masing rumah warga, proses selanjutnya adalah mengumpulkan kedua jenis sampah tersebut di suatu tempat, dapat berupa Fasum/Fasos yang biasanya tersedia disetiap perumahan, kemudian dapat dilakukan tahap tahap sebagai berikut :
1. Sampah kering dipisahkan berdasarkan jenisnya, plastik, logam, kaca, dikelompokan dalam satu jenis yang sama.
2. Sampah basah yang sudah dipisah oleh warga sebelum proses pembusukan harus dilakukan pencacahan terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar material sampah bisa lebih kecil dan bisa membusuk lebih cepat.
3. Sampah basah yang sudah dicacah dimasukan kedalam tong yang telah di lubangi di sekelilingnya, sebagai jalan masuknya oksigen (O2), ingat pelajaran biologi, setiap proses pembusukan selalu membutuhkan dua unsur, oksigen dan bakteri pengurai. Dan jangan lupa, lubang udara yang dibuat, harus di pasang kawat kasa, dengan maksud mencegah lalat masuk melalui lubang tersebut.
4. Tong yang sudah dilubangi dan berisi sampah basah kita masukan kedalam lubang tanah, yang sekelilingnya kita pasang ijuk, supaya air Rindit ( air rembesan dari sampah basah, air ini juga dapat sebagai aktifator untuk proses pembusukan) tidak langsung merembes kedalam tanah.
5. setelah kurang lebih selama 3 minggu, sampah dalam tong dapat dikeluarkan untuk dilakukan pengeringan/ diangin anginkan.
6. Sampah yang telah kering, sudah menjadi kompos bermutu tinggi, namun sebelum di lakukan packing, sampah kering tersebut harus dilakukan pengayakan agar yang masih berbentuk besar dapat kita pisahkan.
7. Setelah proses pengayakan, akan kita dapatkan hasil ayakan yang lebih kecil, inilah yang akan kita Packing.
8. proses packing, dan kompos kualitas tinggi siap untuk dipakai maupun dipasarkan
9. Material kompos yang lebih besar dapat digunakan untuk pakan ikan, yang bermutu tinggi, atau dapat kita giling, sehingga menjadi kecil kecil, siap untuk dipacking seperti point 7.